oleh: KH. Kasmudi Assidiqi
sumber : http://beritanuansa.wordpress.comPada edisi ini penulis masih membahas mengenai dalil-dalil tentang berwudhu:
عَنْ عَبْدِ اللهِ الصُّنَابِحِيِّ قَالَ: ”
إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ فَمَضْمَضَ (في (ق) : فتمضمض) خَرَجَتِ
الْخَطَايَا مِنْ أَنْفِهِ، فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتِ الْخَطَايَا
مِنْ وَجْهِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَشْفَارِ عَيْنَيْهِ، فَإِذَا
غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ يَدَيْهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ
تَحْتِ أَظْفَارِ (في (ظ 13) : حتى تخرج من أظفاره.) يَدَيْهِ، فَإِذَا
مَسَحَ رَأْسَهُ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ رَأْسِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ
أُذُنَيْهِ، وَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ
رِجْلَيْهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِ رِجْلَيْهِ، ثُمَّ كَانَ
مَشْيُهُ إِلَى الْمَسْجِدِ وَصَلَاتُهُ نَافِلَةً لَهُ ” رواه أحمد ط
الرسالة (حديث صحيح) .
Artinya: Dari Abdullah al Shunabihi dia berkata: Ketika
seorang hamba berwudhu lantas berkumur maka keluarlah dosa-dosanya dari
hidungnya, lantas ketika dia membasuh wajahnya maka keluarlah
dosa-dosanya dari wajahnya sehingga keluar dari tepi kedua matanya.
Lantas ketika dia membasuh kedua tangannya maka keluarlah dosa-dosanya
dari kedua tangannya sehingga keluar dari bawah kukunya.Lantas ketika
dia mengusap kepalanya maka keluarlah dosa-dosanya dari kepalanya
sehingga keluar dari dua telinganya. Dan ketika dia membasuh dua kakinya
maka keluarlah dosa-dosanya dari kedua kakinya sehingga keluar dari
bawah kuku2 dua kakinya.Kemudian berjalannya dia ke masjid dan shalatnya
itu sunnah (tambahan) baginya. HR Ahmad (shahih).
قَالَ أَبُو أُمَامَةَ لِعَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ:
بِأَيِّ شَيْءٍ تَدَّعِي أَنَّكَ رَابِعُ الْإِسْلَامِ؟ قَالَ: فَذَكَرَ
[ص:49] الْحَدِيثَ وَقَالَ فِيهِ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَخْبِرْنِي عَنِ الْوُضُوءِ. فَقَالَ: «مَا مِنْكُمْ مِنْ رَجُلٍ يَقْرَبُ
وَضُوءَهُ ثُمَّ يُمَضْمِضُ، وَيَسْتَنْشِقُ، وَيَسْتَنْثِرُ إِلَّا
خَرَجَتْ خَطَايَا فَمِهِ وَخَيَاشِمِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ
وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ، إِلَّا خَرَجَتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ
أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى
الْمِرْفَقَيْنِ إِلَّا خَرَجَتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَطْرَافِ
أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِرَأْسِهِ إِلَّا خَرَجَتْ
خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ
قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
إِلَّا خَرَجَتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَطْرَافِ أَصَابِعِهِ مَعَ
الْمَاءِ» وَفِي هَذَا دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِنَّمَا
أَمَرَهُ بِغَسْلِ الرِّجْلَيْنِ حَيْثُ قَالَ: «ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ» كَمَا أَمَرَهُ اللَّهُ تَعَالى رواه البيهقي فى
الصغير
Artinya : Abu Umamah berkata kepada Amr bin Abasah:
dengan alasan apa kamu mengaku-aku orang islam yang keempat? Dia
berkata: lantas Amr menyebutkan sebuah hadits dan dia berkata
didalamnya: Aku berkata wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku tentang
wudhu. Lantas beliau bersabda: Tidak seorangpun dari kalian yang
mendekat ke air wudhunya kemudian berkumur, menghisap air kehidung dan
mengeluarkannya kecuali keluar dosa-dosanya mulutnya dan lobang
hidungnya bersama air wudhu. Kemudian dia tidak membasuh wajahnya
kecuali keluarlah dosa-dosanya wajahnya dari ujung-ujung janggutnya
bersama air wudhu. Kemudian dia tidak membasuh kedua tangannya kecuali
keluar dosa-dosanya tangannya dari ujung-ujung jarinya bersama air
wudhu. Kemudian dia tidak mengusap kepalanya kecuali keluarlah
dosa-dosanya kepalanya dari ujung-ujung rambutnya bersama air wudhu.
Kemudian dia tidak membasuh kedua telapak kakinya sampai kemata kaki
kecuali keluarlah dosa-dosanya kedua kakinya dari ujung-ujung jari
kakinya bersama air wudhu. Dan dalam hadits ini ada petunjuk bahwa
sesungguhnya Allah Ta’ala itu menyuruh membasuh dua kaki (bukan cuma
mengusapnya) dimana beliau bersabda “ kemudian dia membasuh dua kakinya
sampai dengan mata kakinya sebagaimana yang Allah Ta’ala perintahkan
kepadanya”. HR. Baihaqi.
حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ، أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” أَيُّمَا رَجُلٍ قَامَ
إِلَى وَضُوئِهِ يُرِيدُ الصَّلَاةَ، ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ نَزَلَتْ
خَطِيئَتُهُ مِنْ كَفَّيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ، فَإِذَا مَضْمَضَ
وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ نَزَلَتْ خَطِيئَتُهُ مِنْ لِسَانِهِ
وَشَفَتَيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ، فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ نَزَلَتْ
خَطِيئَتُهُ مِنْ سَمْعِهِ وَبَصَرِهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ، فَإِذَا
غَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
سَلِمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ هُوَ لَهُ، وَمِنْ كُلِّ خَطِيئَةٍ كَهَيْئَتِهِ
يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ “. قَالَ: ” فَإِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ
رَفَعَ اللهُ بِهَا دَرَجَتَهُ، وَإِنْ قَعَدَ قَعَدَ سَالِمًا ” رواه احمد
صحيح
Artinya: Abu Umamah telah menceritakan kepadaku bahwa
sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Mana saja laki-laki yang berdiri
ke air wudhunya karena hendak shalat, kemudian dia membasuh dua telapak
tangannya maka turun/rontok kesalahan-kesalahannya dari dua telapak
tangannya bersama tetesan air yang pertama. Lantas ketika dia berkumur
dan menghisap air ke hidung serta mengeluarkannya maka turunlah
kesalahan dari lisannya dan dua bibirnya bersama tetesan air yang
pertama, lantas ketika dia membasuh wajahnya maka turunlah kesalahannya
dari pendengarannya dan penglihatannya bersama tetesan air yang pertama,
lantas ketika dia membasuh dua tangannya sampai kedua sikunya dan dua
kakinya sampai mata kakinya maka selamatlah dia dari dosa yang ada
padanya dan dari semua kesalahannya seperti keadaan pada hari dia
dilahirkan oleh ibunya. Beliau bersabda: lantas ketika dia berdiri
shalat maka Allah SWT mengangkat derajatnya, dan jika dia duduk maka
duduk dalam keadaan selamat.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ
عَلَى الْمَكَارِهِ، وَإِعْمَالُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْمَسَاجِدِ،
وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ يَغْسِلْنَ الْخَطَايَا غَسْلًا
[ص:360] هَكَذَا ” رُوِيَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَدْ مَضَى فِي كِتَابِ
الطَّهَارَةِ بِمَا هُوَ الصَّوَابُ رواه البيهقي فى شعب الايمان
Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib dia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: Menyempurnakan wudhu saat yang tidak menyenangkandan
menggunakan telapak 2 kaki ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat
itu membasuh dosa-dosanya dengan sungguh-sungguh. Demikian diriwayatkan
dengan isnad ini dan sungguh-sungguh telah lewat didalam kitabu al
thaharah dengan benar. HR. Baihaqi dalam (syu’abi al iman).
(12) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى
مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟»
قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: «إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى
الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ
الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ» رواه مسلم
Artinya: Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: Apakah tidak aku tunjukan apa-apa yang Allah SWT menghapus
dosa dengannya dan Allah SWT mengangkat beberapa derajat? Mereka berkata
“iya wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: Menyempurnakan wudhu pada saat
yang tidak menyenangkan dan banyaknya langkah ke masjid dan menunggu
shalat setelah shalat maka yang demikian itu adalah menyambung amal
(selalu siap siaga). HR. Muslim.
0 komentar:
Posting Komentar