Pages

Jadi orang iman itu ribet yaaa?..... banyak sekali aturannya ...... (Mendalami Keimanan dan Menjauhi Kekafiran)

Kamis, 31 Maret 2011 | di 09.53



Iman secara bahasa berakar dari bahasa Arab amuna yang asalnya dari kata al-amnu yang berarti percaya. Dalam bahasa Inggris, diterjemahkan dengan to believe. Sedangkan secara istilah Iman berarti meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan melaksanakan dengan perbuatan.
 
Alqomah bin Qais bin Abdullah bin Malik An-Nakha’i, salah seorang tokoh dari ulama tabi’in memberikan definisi tentang iman “yaitu: orang ketika ditimpa musibah ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun akan ridha dan pasrah (atas takdir-Nya).”
 
Dalam hadis riwayat Muslim, diceritakan bahwa suatu hari Rosulullah saw didatangi oleh seorang lelaki tua. Kepada Rosulullah, lelaki tua itu bertanya tentang tiga hal, dimana salah satunya tentang iman. Rosululloh saw menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jadi orang iman itu ribet yaaa?..... banyak sekali aturannya : 
harus ibadah : dalam sehari semalam orang yang iman dituntut untuk selalu ibadah, bayangkan saja: mulai mau tidur baca doa : Allohumma bismika amutu waahya, tengah malam supaya bangun wudlu, sholat malam dan berdoa, abis itu kalo masih ada waktu seh boleh tidur lagi nah kalo udah waktunya sholat shubuh... langsung deh sholat shubuh, abis itu ditambah dzikir dan doa plus baca Al-Qur'an beberapa ayat kalau perlu sampai waktunya sholat duha, abis itu mandi eeeeeit..... waktu masuk jeding doa dulu dong.. "Allohumma inni a'udzubika minal hubusi wal hobais" biar kagak diganggu setan waktu di kamar mandi, nah abis mandi keluar jeding doa juga dung.... "Gufronaka" nah....... abis itu pake baju (baju baru atau lama) doanya "Alhamdulillahi kasani hadassauba warozakonihi min ghoiri haulimminni wala quwwah"
Abis pake baju (seragam sekolah tuk anak sekolah atau pakaian kerja buat bapak/ibu yg pegawai baik PNS maupun swasta atau punya kesibukan maupun gak punya kesibukan... wes pokoknya apa aja deeeh)... nyang sekolah yaaa berangkat sekolah.... nyang pegawai ya ke kantor.... yang sopir yaa nyopir.... nyang belanja yaa belanja.... nyang tukang ngojeg yaaa ngojeg..... nyang tukang insinyur yaaa sinyuuurrrr.... nyang tukang sawah yaaaaa kesawah.... nyang tukang pilot yaaaaa milottt..... aaaaapaaaaa ajaaa deeeh.. sampe nyang biasa tukang parkir yaa nongkrong, semuanya karena punya keimanan, semuanya berjalan dengan "bismillahi tawakaltu 'alallohi la haula wala quwwata illa billah" sampai waktunya sholat dzuhur....... segala aktivitas berhenti untuk melaksanakan sholat dzuhur... tweeeruuuuuussssssss nambah aktivitas sampai sholat ashar......tweeeeeruuuuusssssssssssssssssss.................... smuanya dikerjakan hanya untuk mencari ridlo Illahi Robbi
 
Belum lagi zakat, puasa, infak, sodaqoh, membantu fakir miskin, anak yatim, janda tua, menolong sesama, berbuat baik pada orang tua, menyayangi anak kecil, membantu orang kesusahan, ditambah lagi membeli alat-alat sholat, membangun masjid, membangun sarana ibadah, dan banyak lagi lain-lainnya yang kayaknya semua membatasi kehidupan dunia, dimana dunia ini telah menyediakan segala kebutuhan semua mahluk hidup yang ada didalamnya, namun bagi orang yang beriman tidak diperbolehkan melanggar aturan-aturan agama yang terkandung didalam Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Larangan itu seperti : 
  1. Larangan menyekutukan Alloh, menyamakan Alloh, menjadikan Alloh sebagai Bapak, mempunyai anak dan menyamakan Alloh dengan mahlukNya.
  2. Larangan Berzina (hubungan laki dan perempuan yang belum sah/nikah secara agama yang sudah diatur dalam agama... oleh pemerintah dinaungi di depag yang biasanya dilakukan oleh seorang mudin atau penghulu atau pemuka agama melalui syarat nikah : ada mempelai berdua, ada mas kawin dan ada walinya). nah kalau zina itu...... wes pokoknya ketemu sepasang laki dan perempuan lalu.... hoho.. hihi.... maaf niich kalo parno.. tapi itu bener lhooo... biarpun pada senengnya kalo tanpa syarat nikah itu dipenuhi yaa namanya zina alias dilarang dalam Islam. Jangankan berzina... lhaa wong berduaan antara laki dan perempuan tok... aturan agamanya kagak boleh deket-deket kok... "Wala takrobuzzina"... ojok cedek-cedek karo kelakuane zina... onok meneh (ada lagi).... dalam hadis.... "lebih baik ditusuk tangannya dari besi panas sampai tembus daripada menyentuh tangannya laki/perempuan yang bukan mahromnya.  "Ngono jarene ngomong lek wong LDII tuker-tukeran bojo (katanya orang LDII suka tukar-tukar pasangan)..... Naudzubillahi mindzalik.... itu adalah fitnah ... fitnah pol gak ketulungan. Semoga Alloh membukakan hatinya orang-orang yang belum tau tentang LDII, maka mari... lebih baik datang-lihat-dengarkan-dan perhatikan apa yang di kaji, dikerjakan warga LDII dalam pengajiannya dan kehidupannya. Insya Alloh kami warga LDII dimanapun berada selalu taat pada Alloh dan Rosululloh Muhammad, SAW dan taat pada pemerintah Indonesia."
  3.  Larangan minum-minuman yang memabukkan seperti arak, sabu-sabu, ganja, extasi, pil koplo, dan lain-lain yang memabukkan. Berapapun kadarnya alkohol terkandung dalam dalam minuman atau sejenisnya.
  4. Larangan berjudi seperti adu domba, sapi, ayam, bebek, semut yang mengandung judi, kalau sekarang lagi tenar judi bola, judi tinju, judi basket, judi togel, judi cap jiki, judi catur, judi gaple, judi dadu, judiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii........ apapun yang namanya judi daaah.
  5. Larangan bohong, goro, dusta, tidak jujur, tidak amanah,.... sehingga mengakibatkan orang lain susah, marah, benci, tidak percaya, tidak simpati, menjauhi, dan lain-lainnya akibat ulah-ulang perbuatan tersebut. 
  6. Larangan bahil, pelit, medit, ................ dadio wong sing loman lan dermawan utamanya buat pembinaan diri, anak, keluarga, lingkungan dan masyarakat yang membutuhkan apalagi untuk pembangunan masjid, pembangunan generasi muda yang beriman, berahlakul karimah dan mandiri yang semuanya bisa menambah jariah yang terus mengalir sehingga meningkatkan derajat surga (opo seh surga? surgae sopo?... koyok-koyok surgae dewe....  
"(Yaa.. perlu difahami dong... 
surga tempat yang sangat istimewa disisi Alloh 
sebagai janjinya Alloh untuk orang-orang yang beriman 
yang menjalankan segala perintahnya dan 
menjauhi segala larangannya.... dengan niat karena Alloh mengharpkan rido dari Alloh dan terhindar dari murka/adzab Alloh "Yarjuna Rohmatu Wayakhofuna Adzaba"
Menjalankan syareat Islam dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat "Laaila Hailalloh Muhammadurasululloh SAW" mengerjakan 5 waktu sholat, zakat, puasa, haji bila mampu, dan mengerjakan semua perintah Alloh dan RosulNya (tentunya dengan ngaji dulu dong Qur'an dan hadistnya) nah... ngajinya tentunya ada sanadnya (Guru berguru-berguru-berguru-berguru-....... sampai ahirnya memang ilmu itu sampai kepada Rosululloh, SAW) siapa yang mengatakan kalau sanad seperti itu gak perlu..... yang ngomong nggak perlu pake sanad itu sama halnya belajar agama (Qur'an dan Hatist) seperti membaca sendiri, diartikan sendiri, diangan-angan sendiri, dikerjakan sendiri...... siapapun bisa bukan hanya orang islam tapi orang selain islampun juga bisa bahkan orang kafir juga bisa (mohon jangan diputar balikkan kata-katanya). Alloh berfirman dalam Al-Qur'an ayat 14 dan 15.
  1. Larangan durhaka pada orang tua, menyia-nyiakan orang tua, tidak hormat pada orang tua, tidak rukun sama orang tua, tidak rukun sama tetangga, menyakiti tetangga.
  2. Larangan mencuri, menjambret, mencopet, menipu, menggarong, menodong, malak, madat, madon, maaaaa........nipu....nilep....niiiiiiiiimbang barangnya orang tanpa ijin atau disuruh nyang punya. Inget pesennya Bang Napi... Waspadalah-waspadalah-waspadalah.
  3. dll..............dah yang dilarang..... kalo pengen lebih buanyak lagiiiii..... ngaji aja yaaa.....baru kalooo udah ngaji terus diamalkan dan paling tidak dideres lagi diulang lagi dan diulang lagi sampe ngerti dan faham, biar nggak salah dan biar pinter dan faham. Sebab "Al Ilmu bunyanul Islam wal Imadul Iman" Ilmu itu menjadikan hidupnya Islam dan tiangnya keimanan
Dunia seakan-akan menjadi penjara bagi orang Iman dan menjadi surganya orang-orang Kafir (tidak iman)


Perlu dimengerti :
Bagaimana orang-orang iman hidup layaknya dipenjara (dunia)? lhaaa..... iya dipenjara sambil bisa makan enak, tidur nyenyak, kendaraan juga banyak (walaupun kadang kala cuman naek ojek, becak, lin ataupun bus dan pesawat).... tapi ada juga kan orang iman yang punya motor sendiri, mobil sendiri, becak sendiri, lin/angkot sendiri? ....... padahal kalau orang yang mencuri ayam lalu ketahuan..... kalau nggak digebukin masih untuk ditangkap pak polisi lalu dikurung di sel... coba penjaranya pak polisi ukurannya kecil diisi oleh beberapa orang... apalagi kalo sudah liat di LP Cipinang, LP Jember... dan LPLPLPLPLPLPLPLPLPPPPPPekpekpekpekpek........kamar ukuran 6x6 diisi orang 100.... kayak di kandang ayam.... bekbekbekbekbek...... 
Kehidupan orang Iman didunia layaknya hidup di istana yang megah walaupun kadang hidup beratapkan langit dan beralaskan koran, tapi ...... janji Alloh pasti....... pasti..... yakin dan haq..... untuk orang Iman jaminan Surga... tempat segala kenikmatan yang pol dan kekal abadi selama-lamanya... apa yang dilarang didunia, disurga nanti semuanya akan diberi bahkan lebih hebat lagi puncak dari segala puncak kenikmatan ada disana dan akan diberikan kepada penghuninya saja. 

Sedangkan bagi orang-orang yang mengumbar kekafirannya............. Alloh telah menyipakan juga tempat dari segala sumber penderitaan yang pol dan kekal abadi selama-lamanya yaitu N e  r  a  k  a


Hayoooooo........ sekarang mau pilih Iman atau Kafir?
hidup didunia dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya ..........hasilnya....... SURGA
atau pilih hidup didunia dengan istilah... cilik dimanja-muda foya-foya, tua kaya-raya... matinya..... BENGEK
(kenyataan didunia tidak ada seperti itu)
menajalankan hidup dalam kekafirannya.................................hasilnya......................... NERAKA







Kafir adalah lawan dari iman. Jika iman berarti mengetahui Allah maka kafir adalah tidak mengetahui Allah. Jika dikatakan iman adalah taat maka kafir berarti maksiat. Sehingga orang kafir adalah orang yang tidak bisa mengetahui dan memahami Allah dan segala yang datang dari Allah, sehingga tidak bisa percaya kepada-Nya, dan cenderung melakukan maksiat kepada Allah. Definisi lain untuk kafir adalah sebutan bagi orang-orang yang keluar dari landasan islam. Seorang yang kafir dapat melihat dalil-dalil tauhid di hadapannya dan sesuatu yang mendorongnya agar beriman kepada Allah, tetapi dia tetap berbuat dalam kebatilan dan kekufurannya seolah-olah dia tidak dapat melihat dalil tersebut. 


Menanamkan 6 Thobiat Luhur karena Indonesiaku adalah Bangsa yang Luhur

Selasa, 29 Maret 2011 | di 08.46

Untuk menjadi bangsa yang luhur, kita harus menanamkan nilai-nilai luhur dari bangsa kita sendiri. Kekayaan budaya, suku, bahasa, ras dan agama menjadikan Bhineka Tunggal Ika (biarpun berbeda tetapi tetap satu Indonesiaku) harus selalu dijunjung diatas segalanya. Telah banyak darah tumpah tuk membela sang saka merah putih dan menyatukan keanekaragaman budaya, suku, bahasa, ras dan agama tersebut demi tercapainya kemerdekaan Indonesia tercinta. Kerukunan sejatinya adalah modal dasar manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin berkelompok. Sebab, kerukunan merupakan media untuk mengumpulkan energi positif. Energi positif inilah yang sangat diperlakukan untuk membangun kehidupan sosial kea rah yang lebih baik, dalam bentuk pembangunan. Bayangkan saja bila kerukunan tak dibentuk, energi positif akan terus berbenturan dengan energi negatif, yang berakibat mundurnya proses pembangunan bangsa.
Selain kerukunan, hal lain yang tak boleh diabaikan adalah asalah kekompakan. Sebab, rukun, tak selalu kompak. “Manusia bisa saja rukun, meski berbeda pendapat, namun kekompakan membutuhkan kesamaan pendapat, visi, sampai bagaimana memulai dan mengakhiri pekerjaan,” tutur Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII sekaligus Ketua DPD LDII Jawa Timur.

Ada enam thobi’at luhur sebagai bagian dari akhlakul karimah yang harus dimiliki orang yang beriman untuk dijadikan sikap hidup (karakter) yang harus dikedepankan ketika melakukan kehidupan bersama, maupun sebagai watak pribadi yang mewarnai kehidupan sehari-hari. Dari enam thobi’at luhur itu tiga diantaranya merupakan thobi’at atau perilaku yang harus diwujudkan dalam kehidupan bersama yaitu rukun, kompak dan kerja sama yang baik. Sedangkan tiga yang lainnya merupakan watak atau thobi’at yang harus dimiliki dan diamalkan oleh tiap-tiap pribadi orang beriman yaitu jujur, amanah dan mujhid muzhid.

1. Rukun

Sewaktu Nabi Adam AS diturunkan ke dunia, Allah telah menyebutkan bahwa anak cucu Adam nanti akan bermusuhan satu sama lain. Adalah Allah yang memberikan nikmat terhadap sebagian anak cucu Adam untuk dirukunkan hatinya, dihidupkan dalam kehidupan bersama dalam nuansa persaudaraan seiring dengan keimanan atau hidayah. Allah berfirman :

 وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَنًا …الأية * سورة ال عمران اية ١٠٣

Dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian, ketika kalian bermusuhan, kemudian Allah menyatukan hati kalian sehingga kalian menjadi bersaudara sebab nikmat-Nya… (QS. Ali Imron : 103).
Kerukunan yang diberikan Allah kepada orang beriman adalah kerukunan lahir dan batin. Sedangkan orang-orang yang tidak beriman apabila terjadi kerukunan hanya lahirnya saja, yaitu karena sama-sama mempunyai kepentingan yang menurut kalkulasi mereka perlu kebersamaan untuk mewujudkannya. Sedang dalam hati mereka saling curiga, saling dengki, ingin lebih untung daripada yang lain, dsb.Rukun adalah suatu sifat atau thobi’at orang beriman yang tidak mempunyai uneg-uneg, prasangka buruk, dengki, iri hati kepada sesamanya. Saling mengasihi serta bantu-membantu dalam kebaikan, tolong menolong, kuat memperkuat, saling mendoakan yang baik dan bersikap ramah terhadap sesama. Firman Allah dalam Al Qur’an : 

وَأَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْآ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ * سورة الأنفال ٤٦

Dan thoatlah kalian kepada Allah dan Rosul-Nya dan janganlah kalian berselisih (tidak rukun) maka kalian menjadi gentar (takut) dan hilanglah kekuatan kalian, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfaal : 46)

2. Kompak

Kompak adalah bersama-sama melakukan kegiatan ibadah dengan giat, senang, seia sekata. Lazimnya kompak akan berhasil diwujudkan bila didukung dengan rukun terlebih dahulu.Dalam suasana tidak rukun sulit kiranya dilakukan kegiatan bersama. Namun demikian keadaan tidak kompak juga bisa terjadi karena terdapat persepsi yang berbeda mengenai kegiatan tersebut. Untuk mengatasi hal ini perlu penjelasan yang sejelas-jelasnya dan lebih terperinci terutama yang menyangkut operasionalnya guna meniadakan hal-hal yang dapat menimbulkan multi tafsir. Allah berfirman :

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ فِى سَبِيْلِهِ صَفاًّ كَأَنَّهُمْ بُنْياَنٌ مَّرْصُوْصٌ * سورة الصف

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dengan berbaris bagaikan bangunan yang tersusun kokoh (QS. As Shof : 4)
Sehubungan dengan kemampuan sesorang tidak sama, maka diperlukan praktek kekompakan guna membangun solidaritas atau kesetiakawanan terhadap sesama. Seperti kalau ada yang sakit sama-sama dibesuk, kalau ada yang meninggal sama-sama dilayat. Semua itu merupakan kegiatan yang menunjukkan kekompakan.

3. Kerja Sama yang Baik

Kerja sama yang baik adalah sikap orang beriman yang saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak jegal-menjegal, tidak jatuh-menjatuhkan, tidak rugi-merugikan dan tidak saling memfitnah. Kerja sama yang baik juga mengandung arti kerja sama dalam hal kebaikan yang sama-sama dikerjakan dengan baik untuk mendapatkan kebaikan bersama. Firman Allah SWT :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ … الأية * سورة المائدة

Dan tolong menolonglah kalian atas kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah tolong menolong atas dosa dan permusuhan… (QS. Al Maidah : 2)
Demikian pula kerja sama yang baik bukan sekedar yang penting sama-sama bekerja, akan tetapi ada pembagian tugas sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Tidak memberi tugas kepada yang bukan ahlinya, sehingga diharapkan mendapat hasil yang optimal.

4. Jujur

Jujur adalah sikap orang iman yang apabila berkata benar, tidak dusta, tidak menipu. Jujur atau shiddiq adalah salah satu sifat kenabian di samping amanah, tabligh dan fathonah. Berbahagialah orang yang dikaruniai watak jujur karena hidupnya akan tenteram dan damai karena sikapnya yang polos, tidak dibuat-buat, tidak ada kepalsuan, tidak ada dusta, tidak menipu sehingga tidak ada beban karena khawatir terbongkarnya sesuatu yang disembunyikan dalam dirinya. Sesungguhnya ketika seseorang tidak jujur, sebenarnya dia telah menciptakan perang dalam hati nuraninya sendiri.

5. Amanah

Amanah adalah sikap pribadi orang beriman yang artinya bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan, tidak khianat dan menyampaikan hak kepada yang berhak menerimanya. Amanah juga merupakan sifat kenabian, bahkan Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi nabi telah mendapat gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Firman Allah SWT :

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّو اْلأَمَاناتِ إِلىَ أَهْلِهَا … الأية * سورة النساء ٨٥ 

Sesungguhnya Allah memerintah kepada kalian untuk menyampaikan amanat-amanat kepada ahlinya (yang berhak menerima). (QS. An Nisaa’ : 58)

يَآ أَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا لاَتَخُوْنُوا اللهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ * سورة الأنفال

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rosul dan janganlah mengkhianati amanat-amanat (yang dipercayakan) kalian, sedang kalian mengetahui. (QS. Al Anfaal : 27) 

6. Mujhid Muzhid

Seseorang dapat dikatakan hidupnya mujhid apabila dalam kehidupan sehari-hari kerjanya giat, semangat dan cukup sesuai dengan jenis kerja tersebut. Seseorang dikatakan muzhid apabila kehidupan sehari-harinya mengatur penghasilan dengan hidup hemat, tidak boros dan dapat mengukur kemampuannya. Ada dua cara yang lazim bagi seseorang agar terpenuhi kebutuhannya yaitu menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Bila kedua cara itu ditempuh sekaligus bersama-sama maka artinya ia sedang praktek mujhid muzhid. Sabda Rosulullah SAW :

قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِدُ الْمُجْهِدُ * رواه أحمد

Sungguh beruntung orang yang tirakat (hidup hemat) dan mempersungguh (bekerja giat) (HR. Ahmad)

Kriteria Menjadi Suami Sholih dan Istri Sholihah

Sabtu, 26 Maret 2011 | di 18.39




 Image  Konsultasi Agama
   Diasuh oleh : H. Aceng Karimullah, BE, SE




Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Pak Ustadz, saya seorang ibu rumah tangga. Saya ingin bertanya sebagai berikut :
Selama ini di forum taushiah atau majelis ta’lim sering saya dengar topik tentang isteri sholihah dengan segala kriteria dan kewajibannya. Topik tersebut saya rasakan sangat bermanfaat untuk mengingatkan kami agar bisa menjadi isteri yang sholihah. Namun jarang sekali saya mendengar taushiah ataupun bahasan tentang suami yang sholih. Pertanyaan saya yang pertama : apa sih kriteria seorang suami yang sholih itu ? Hal ini saya tanyakan dengan harapan agar kelak anak-anak saya yang laki-laki bisa menjadi suami-suami yang sholih. Pertanyaan yang kedua adalah : sebenarnya boleh nggak sih saya mengajukan pertanyaan berbau jender seperti di atas ini ? Kalau sekiranya tidak boleh, ya nggak usah dijawab, Pak Ustadz. Demikian dua pertanyaan saya, maka saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Pak Ustadz untuk membaca dan menjawab pertanyaan saya bila berkenan.
Wassalaamu ‘alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
Ny. Sri – Bekasi

Wa ‘alaikumus-salaam warohmatulloohi wabarokaatuh.
Saya akan menjawab dulu pertanyaan yang kedua : bolehkah mempertanyakan hal yang berbau jender seperti di atas ini ? Jawabannya adalah : boleh. Karena di jaman Rosululloh juga pernah ada seorang wanita yang bertanya (menurut bahasa bebasnya) seperti ini : Wahai Rosul Alloh, di dalam al-Quran yang sering dibahas itu hanya kaum lelaki saja (kok kayaknya al-Quran itu hanya berorientasi kepada kaum lelaki saja), terus bagaimana dong nasib kami kaum wanita ? Maka turunlah wahyu surah al-Ahzaab ayat 35 yang berisikan : ”Sesungguhnya laki-laki maupun perempuan yang Islam; laki-laki maupun perempuan yang beriman; laki-laki maupun  perempuan  yang selalu patuh; laki-laki maupun perempuan yang jujur; laki-laki maupun perempuan yang khusyu’; laki-laki maupun perempuan yang banyak bershodaqoh; laki-laki maupun perempuan yang banyak berpuasa; laki-laki maupun perempuan yang bisa menjaga farjinya; laki-laki maupun perempuan yang banyak berdzikir kepada Alloh, maka Alloh menyediakan bagi mereka pengampunan dan pahala yang agung”.

Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya tidak ada perbedaan jender antara kaum lelaki dan kaum wanita dalam hal kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Alloh. Kaum lelaki maupun kaum wanita sama-sama berhak untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat sebagaimana isi doa sapu jagat yang biasa dibacanya setiap hari. Tradisi jaman jahiliyah yang cenderung melecehkan kaum wanita dijawab oleh Rosululloh dengan sabdanya : ”Tidak memuliakan pada kaum wanita kecuali orang yang mulia dan tidak menghinakan pada kaum wanita kecuali orang yang hina” (HR Ibnu ’Asakir).

Adapun kriteria suami yang sholih tentu saja banyak komponennya, sebagaimana kriteria orang beriman terdapat lebih dari enam puluh cabang dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman. (HR Al-Bukhori, Kitabul-Iman). Di sini saya hanya akan menguraikan beberapa di antara kriteria suami yang sholih.

1.   Punya tanggung jawab memberi nafkah. Makanya Rosululloh pun menganjurkan para remaja untuk menikah manakala mereka sudah punya kemampuan untuk memberi nafkah. Untuk remaja yang baru punya semangat ”nafkah batin” tapi belum punya kemampuan untuk memberi nafkah lahiriah (materi) maka beliaupun menyabdakan : ”puasa saja dulu”. Diharapkan dengan puasa tersebut maka gejolak ”nafkah batin” bisa diredam. Tanggung jawab memberi nafkah tidak berarti harus berupa harta yang melimpah karena kemampuan dan rejeki setiap orang tentu saja berbeda. Dalam suatu kondisi bisa saja si isteri pun harus ikut bekerja membantu suami untuk mencari tambahan nafkah. Suatu saat bisa saja pendapatan si isteri malah lebih banyak ketimbang pendapatan suaminya. Dalam hal seperti ini tidak berarti suami bisa melepas tanggung jawab soal nafkah keluarga karena fungsi suami tetap sebagai imam keluarga.

2.    Memperlakukan keluarganya dengan lemah lembut, sebagaimana sabda Rosululloh, shollallohu ’alaihi wasallam : ”Sebaik-baik kalian adalah yang lebih baik akhlaknya dan lebih lemah lembut terhadap isterinya”. (HR At-Tirmidzi). Hal ini berarti pula bahwa suami harus bisa menghindari tindakan-tindakan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sebagaimana Rosululloh menyindir : ”Apakah tidak malu seorang suami yang memukuli isterinya seperti memukuli hewan tapi malam harinya dia kumpuli ?”. (HR Al-Bukhori). KDRT tidak hanya berupa tindakan fisik tapi juga termasuk ucapan atau kata-kata yang mengintimidasi. Kalau istilah hadits-nya ”wa laa tuqobbih”, dilarang mendoakan jelek pada isteri atau keluarga.

3.    Tetap peduli dengan urusan internal rumah tangga. Orientasi seorang suami tidak hanya urusan luar rumah tangga seperti mencari nafkah saja tapi dia pun harus tetap peduli dengan urusan dalam rumah tangga seperti soal pendidikan anak-anak dan kebersihan serta kerapihan rumah dan lingkungannya. Bukan hal yang salah malah termasuk hal yang baik bila suami juga ikut memandikan anak-anaknya yang masih kecil, mengajak mereka bersenda-gurau atau bermain. Dan bukan hal yang hina jika suami juga ikut mencuci piring atau menyapu rumah. ’Aisyah (salah seorang isteri Rosululloh) menerangkan bagaimana kegiatan Rosululloh kalau sedang di rumah : ”Beliau selalu sibuk dengan urusan rumah tangga. Dan manakala adzan sudah terdengar maka beliau bergegas pergi ke masjid”. (HR Al-Bukhori).

4.    Berlaku sebagai roo’in (pemimpin), sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ’alaihi wasallam : ”Seorang suami adalah pemimpin bagi penghuni rumahnya dan dia akan dimintai pertanggung-jawaban atas kepemimpinannya”. (HR Al-Bukhori, Kitabul-Ahkam). Sebagai seorang pemimpin (imam) maka suami harus bisa mengatur dengan adil, menasihati dan mendidik keluarganya. Dan metoda pendidikan yang paling effektif adalah melalui keteladanan sebagaimana Rosululloh pun dijadikan sebagai uswah-hasanah (contoh yang baik) bagi ummatnya.

Satu catatan bagi kaum isteri bahwa untuk menjadi isteri sholihah (bisa menyenangkan ketika dipandang, bisa taat ketika disuruh dan bisa menjaga kehormatan dirinya di saat suami tidak di sampingnya) tidak usah menunggu si suami menjadi sholih seratus persen dulu. Artinya jangan menjadi alasan untuk tidak hormat pada suami gara-gara suaminya belum bisa tampil sebagai suami yang sholih, karena tidak ada di antara kita ini manusia yang sempurna. Dan pada akhirnya sorga kita ditentukan oleh iman dan amal kita masing-masing. Suami masuk sorga karena dia bisa menunaikan kewajibannya sebagai suami, demikian pula isteri bisa masuk surga kalau dia bisa menunaikan kewajibannya sebagai isteri.
Walloohul-musta’aan, walaa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Wassalaamu 'alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

Materi Pokok Pembelajaran Anak Usia 5 Tahun (Program Pembinaan Generus)

Rabu, 02 Maret 2011 | di 21.13

MATERI POKOK PEMBELAJARAN
PAKET A
USIA 5 TAHUN
NO
Materi
Penjabaran Materi
1
Iqro
Jilid 1 & 2
·   Jilid 1 = 34 halaman ditempuh 6 bln atau 1 semester
1 bulan ® 6 hal; 1 minggu 1 – 2 halaman
·   Jilid 2 = 32 halaman ditempuh 6 bln atau 1 semester
1 bulan ® 5 halaman; 1 minggu 1 – 2 halaman
2
Bacaan Sholat
·   Bacaan iftitah, ruku’, i’tidal, antara dua sujud dan sujud.
Ditempuh 12 bulan atau 2 semester;
berarti 1 materi bacaan sholat per 2 bulan,
Dalam 1 minggu ® 1x pertemuan untuk bacaan sholat
3
Hafalan Asmaul Husna
·   Semester I (1-20) = 6 bulan
·   Semester II (21-40) = 6 bulan
1 bulan ® 4 asmaul husna
1 minggu ® 1 asmaul husna
4
Hafalan Surat-surat Pendek
·   Semester I :
Surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas
·   Semester II :
Surat Al-Kautsar, Al-Ashr dan An-Nasr
1 bulan ® 1 surat
5
Akhlak
·   Semester I: Akhlak I - Sopan santun (berjabat tangan, cara berjalan dan tata cara makan)
·   Semester II: Akhlak II – Sopan santun (tata cara uluk salam, tata cara minum dan mengucapkan syukur)
6
Do’a-do’a Harian
·   Semester I: Do’a kebaikan dunia akherat dan do’a untuk kedua orang tua
·   Semester II: Do’a sebelum makan, do’a sesudah makan, do’a mencari ilmu I dan do’a mencari ilmu II